Di berbagai gedung tinggi di China, tidak ada yang namanya lantai 13 atau 14. Menurut kepercayaan mereka kedua angka tersebut tidak membawakan hoki. Di barat, angka 13 juga dianggap angka sial, demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya. Kalau kita perhatikan nomor-nomor lift dalam gedung-gedung tinggi dunia, anda tidak akan menjumpai yang namanya lantai 13. Yang ada setelah lantai 12 langsung ke lantai 14, atau dari lantai 12 lalu ke lantai 12a baru ke lantai 14. Fenomena ini terdapat di banyak negara dunia termasuk Indonesia.
Mengapa harus angka 13? Sebenarnya kepercayaan tahayul dan aneka mitos berasal dari pengetahuan kuno bernama Kabbalah, yang merupakan sebuah ajaran mistis melegenda yang telah dirapalkan oleh Dewan Penyihir Tertinggi rezim Firaun dan diteruskan kaum Zionis-Yahudi. Mereka dikenal sebagai kaum yang gemar mengutak-atik angka sehingga Kaum Zionis-Yahudi juga dikenal sebagai Kaum Geometrian.
Menurut mereka angka 13 adalah salah satu dari sekian angka suci yang mengandung daya magis dan sisi religius, bersama-sama dengan angka 11, 666, dll. Sebab itu, dalam berbagai simbol terkait Kabbalisme, mereka selalu menyusupkan angka 13 ke dalamnya. Misalnya, Kartu Tarot berjumlah 13, Kartu Remi berjumlah 13, dll.
Sedangkan kepercayaan angka 13 sebagai nomor sial timbulnya dari orang kristen. Contohnya, Yudus menduduki kursi yang ke 13 dan ia menjual Yesus tepat jam 13.00. disamping itu angka 13 berada 1 poin diatas angka sempurna 12 atau melebihi kekuatan puncak. Maka dengan otomatis 13 membawa kesialan, maklum murid Yesus ada 12 orang, suku Israel terdapat 12, Siang-Malam 12 jam, jumlah bulan 12, Dewa Olympus jumlahnya 12.
Numerologi baratpun memandang angka 13 sebagai angka sial, sebagai contoh para pembunuh sadis memiliki nama yang terdiri dari 13 abjad. Lihat saja, Jack The Rhippe, Charles Manson, The Odere Bundy, Albert De Salvo, dan Freedy Crauger.
Begitu juga apabila anda pergi ke restaurant beramai-ramai 13 orang, maka manager restauran akan mengeluarkan 2 mascot kucing hitam yang didudukan di kursi khusus agar yang makan menjadi berjumlah 15, kalau tidak ”It is believed that one of the 13 diners will die within a day. Begitu wanti-wanti sang manager. Begitu juga hotel, villa, dan jalanpun enggan memakai angka 13. Lotre di Italy juga tidak menyediakan angka 13.
Darimana timbul kepercayaan ini? Diduga, Phytagoras – figur seniman, filsuf, dan guru abad 6 SM, secara tidak langsung mendorong para pengikutnya melahirkan pemahaman baru yakni numerologi.
Apakah di semua negara barat takut akan hari Jum’at tanggal 13? Tidak, sebab negara-negara Amerika Latin hari Selasa tanggal 13lah yang sial. Sehingga ada pepatah ”En martes re 13, ni te cases ni te embarques” = Di hari Selasa tanggal 13, janganlah melakukan perkimpoian atau perjalanan.
Tetapi bagaimana dengan Indonesia? Disini kita percaya angka 12lah yang sial, buktinya leluhur-leluhur sering menyebutkan ”Cilaka 12”.
0 komentar: